Makna Jeans untuk dr. Tirta, Tak Dicuci hingga Setahun
Makna Jeans untuk dr. Tirta, Tak Dicuci hingga Setahun

Makna Jeans untuk dr. Tirta, Tak Dicuci hingga Setahun

Makna Jeans untuk dr. Tirta, Tak Dicuci hingga Setahun

dr. Tirta Mandira Hudhi atau yang lebih dikenal dengan dr. Tirta bukan hanya dikenal sebagai dokter dan aktivis kesehatan, tapi juga sebagai figur publik dengan gaya hidup yang khas dan unik. Salah satu kebiasaannya yang menarik perhatian publik adalah tidak mencuci celana jeans selama setahun. Sekilas terdengar jorok atau aneh, namun bagi dr. Tirta, kebiasaan ini memiliki makna yang lebih dalam daripada sekadar urusan kebersihan.

Sebagai pecinta fashion, terutama denim, dr. Tirta memegang prinsip bahwa jeans bukan sekadar pakaian, melainkan bagian dari cerita hidup yang terus berkembang seiring waktu.

Makna Jeans untuk dr. Tirta, Tak Dicuci hingga Setahun

Menurut dr. Tirta, tidak mencuci jeans selama setahun bukanlah hal sembarangan. Ia mengikuti budaya raw denim, di mana jeans dibiarkan “hidup” dan membentuk pola sendiri berdasarkan aktivitas sehari-hari pemakainya. Setiap lipatan, garis, hingga bekas duduk dan berjalan akan terekam secara alami di permukaan kain.

Baginya, jeans menjadi semacam “kanvas hidup” yang mencatat perjalanan pemiliknya. Mencucinya terlalu sering akan menghapus cerita tersebut. Dengan membiarkan jeans tetap dalam kondisi alaminya, dr. Tirta merasa ia sedang merawat memori yang melekat pada kain tersebut.

Bukan Sekadar Gaya, Tapi Edukasi Tentang Kualitas

Banyak orang berpikir bahwa mengenakan jeans yang tidak dicuci akan menjadi sarang bakteri atau menyebabkan bau. Namun, dr. Tirta menjelaskan bahwa raw denim berkualitas tinggi justru mampu menahan bau jika digunakan secara tepat. Ia juga memastikan bahwa kebersihan tetap terjaga dengan cara menjemur jeans secara rutin di bawah sinar matahari dan menghindari penggunaan di lingkungan lembap atau kotor.

Dengan berbagi pengalamannya, dr. Tirta ingin mengedukasi masyarakat bahwa tidak semua kebiasaan harus mengikuti arus umum. Ia mengajak publik untuk memahami nilai dari produk berkualitas dan menjaganya dengan cara yang benar.

Denim sebagai Simbol Ketahanan dan Identitas

Bagi dr. Tirta, jeans melambangkan ketahanan dan identitas diri. Sejak muda, ia sudah akrab dengan dunia fashion streetwear dan koleksi sneakers. Namun, seiring berjalannya waktu, ia menemukan bahwa denim—khususnya raw denim—memiliki filosofi yang lebih dalam dan timeless.

Menurutnya, jeans yang baik akan menua bersama pemiliknya. Warna memudar, tekstur berubah, dan bentuk kain akan mengikuti tubuh seiring waktu. Semua itu menjadi representasi dari perjuangan, kerja keras, dan kehidupan nyata. Tak heran jika ia menganggap jeans sebagai investasi jangka panjang, bukan sekadar pakaian.

Reaksi Publik dan Dukungan Komunitas Denim

Kebiasaan dr. Tirta ini pun menuai beragam reaksi. Ada yang kagum, ada pula yang merasa risih. Namun, dari komunitas denim dan pegiat fashion, dr. Tirta mendapat banyak dukungan. Ia dianggap sebagai sosok yang konsisten dalam menghidupi filosofi denim dan memberikan inspirasi baru tentang cara berpakaian yang bermakna.

Tak sedikit yang kemudian tertarik mendalami raw denim karena cerita yang dibagikan oleh dr. Tirta. Bahkan, ia beberapa kali menjadi pembicara di forum-forum fashion dan diskusi gaya hidup alternatif, menjelaskan lebih jauh soal budaya denim dan sustainable fashion.

Kesimpulan: Pakaian Bisa Jadi Cermin Nilai Hidup

Kebiasaan dr. Tirta yang tidak mencuci jeans selama setahun memang tak biasa, tapi di balik itu ada pesan yang kuat: pakaian bukan hanya soal tampilan, tapi juga soal makna. Jeans yang tidak dicuci bukan berarti jorok, tapi bisa menjadi bentuk penghargaan terhadap proses, kualitas, dan filosofi hidup yang autentik.

Dengan pendekatan seperti ini, dr. Tirta berhasil menunjukkan bahwa setiap orang bisa punya cara unik untuk mengekspresikan diri—bahkan melalui sepotong celana jeans.

Baca juga:Banyak Tangani Perkara Strategis, KPPU Sebut Keterbatasan Anggaran dalam Penegakan Hukum

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *