Banyuwangi Bangun Sistem Kesehatan Lewat Preventif Kolaboratif
Kesehatan Banyuwangi Bangun, Sistem KesehatanBanyuwangi Bangun Sistem Kesehatan Lewat Preventif Kolaboratif menegaskan komitmennya dalam memperkuat pendekatan preventif atau pencegahan dini sebagai strategi utama dalam mengatasi persoalan kesehatan masyarakat.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, mengajak seluruh tenaga kesehatan untuk tidak bekerja secara terpisah, melainkan membangun kerja sama lintas sektor guna menciptakan masyarakat yang lebih sadar akan pentingnya hidup sehat.
Hal tersebut disampaikan Bupati Ipuk saat membuka Rapat Koordinasi Teknis (Rakortek) Bidang Kesehatan Tahun 2025 yang diselenggarakan pada Kamis, 10 April 2025. Dalam forum tersebut, hadir para direktur rumah sakit, pimpinan organisasi profesi kesehatan, kepala Puskesmas, pimpinan lembaga pendidikan bidang kesehatan, serta ratusan tenaga kesehatan se-Kabupaten Banyuwangi.
“Kita tidak bisa mengandalkan satu pihak saja dalam upaya pencegahan penyakit. Kolaborasi adalah kunci. Libatkan berbagai unsur masyarakat mulai dari kepala sekolah, para guru, tokoh agama, hingga organisasi masyarakat agar pesan-pesan hidup sehat dapat disampaikan secara masif dan menyentuh seluruh lapisan,” ujar Bupati Ipuk.
Banyuwangi Bangun Sistem Kesehatan
Beliau juga mengingatkan bahwa beban sistem kesehatan tidak akan berkurang jika orientasi penanganan hanya berfokus pada pengobatan setelah seseorang jatuh sakit. Menurutnya, paradigma perlu digeser dari kuratif ke preventif.
“Seberapapun besar anggaran yang dimiliki daerah, tidak akan mencukupi apabila kita terus-menerus berada dalam pola penanganan setelah kejadian. Pencegahan adalah langkah paling efektif dan efisien. Apalagi saat ini angka kejadian penyakit tidak menular terus menunjukkan peningkatan,” kata Ipuk.
Untuk itu, Pemkab Banyuwangi terus mengampanyekan pentingnya deteksi dini. Warga didorong untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala meskipun dalam kondisi sehat. Bahkan, menurut Ipuk, petugas kesehatan harus aktif melakukan pendekatan jemput bola, mendatangi masyarakat untuk mengedukasi sekaligus memberikan layanan pemeriksaan awal.
“Orang sehat pun harus kita ajak untuk melakukan pemeriksaan. Tujuannya adalah untuk menemukan risiko sejak dini. Petugas kesehatan harus menjadi motor utama dalam menggugah kesadaran ini. Bila perlu, turun langsung ke lapangan untuk mengajak warga melakukan deteksi dini,” tambahnya.
Langkah-langkah konkret juga telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dalam mendukung kebijakan berbasis pencegahan tersebut. Salah satu program unggulan adalah layanan puskesmas asuhan spesialistik. Dalam program ini, dokter spesialis kebidanan dan kandungan (SpOG) serta dokter spesialis anak (SpA) ditugaskan secara terjadwal untuk membina dan mendampingi puskesmas.
“Paling tidak sebulan sekali, para dokter spesialis ini hadir di puskesmas untuk berbagi pengetahuan dan membahas langsung permasalahan kesehatan yang dihadapi ibu hamil dan bayi. Ini sangat membantu meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan di tingkat layanan pertama,” jelas Ipuk.
Lewat Preventif Kolaboratif
Program ini diikuti oleh 38 dokter spesialis dari berbagai rumah sakit yang ada di Banyuwangi, baik dari rumah sakit milik pemerintah maupun swasta. Mereka berperan dalam memberikan konsultasi, pembinaan, serta membantu penanganan rujukan dalam kasus-kasus kegawatdaruratan.
Selain itu, Pemkab Banyuwangi juga melakukan peningkatan kualitas layanan melalui penyediaan peralatan medis yang memadai di seluruh puskesmas. Alat-alat kesehatan canggih secara bertahap dihadirkan untuk menunjang kegiatan skrining atau pemeriksaan awal, khususnya terhadap penyakit tidak menular yang selama ini kerap terabaikan.
Beberapa perangkat medis yang telah tersedia antara lain adalah elektrokardiogram untuk mendeteksi gangguan jantung, fotometer untuk pemeriksaan laboratorium, serta alat seperti Probe Linier untuk mendeteksi kanker payudara, spirometri untuk skrining gangguan paru-paru termasuk kanker paru, dan sensor CO analyzer untuk mendeteksi dampak kebiasaan merokok.
Menurut Bupati Ipuk, kehadiran peralatan tersebut bertujuan mendukung deteksi sejak dini, karena penyakit tidak menular seperti hipertensi, diabetes, kanker, dan penyakit paru, kerap tidak menunjukkan gejala pada tahap awal namun berisiko fatal bila terlambat ditangani.
“Jika kita bisa mendeteksi penyakit sejak awal, penanganannya akan lebih mudah dan biayanya jauh lebih ringan. Inilah sebabnya kita terus mengembangkan kapasitas alat kesehatan di puskesmas-puskesmas,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Bupati Ipuk juga menyinggung pentingnya peran institusi pendidikan kesehatan dalam membentuk generasi tenaga medis yang tidak hanya mahir secara klinis, tetapi juga memiliki kepekaan sosial dan semangat kolaborasi. Ia berharap sinergi antara institusi pendidikan, praktisi, dan pemerintah daerah dapat menciptakan sistem kesehatan yang tangguh dan berorientasi pada pencegahan.
Baca Juga : Solusi Alami Menjaga Kesehatan Tubuh & Resep Jamu Tradisional
“Lembaga pendidikan harus turut menanamkan semangat kolaborasi sejak awal. Kita butuh tenaga kesehatan yang siap bekerja lintas disiplin dan menjangkau masyarakat secara langsung,” tegasnya.
Dengan berbagai upaya yang telah dilakukan, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi berharap dapat menciptakan ekosistem pelayanan kesehatan yang lebih proaktif, tanggap, dan terintegrasi. Visi besar yang dibawa adalah menjadikan Banyuwangi sebagai kabupaten yang sehat, di mana masyarakatnya sadar akan pentingnya menjaga kesehatan sebelum sakit datang.