Fokus pada Dana Murah, BRI Perkuat Struktur Pembiayaan Jangka Panjang

Fokus pada Dana Murah, BRI Perkuat Struktur Pembiayaan Jangka Panjang

Fokus pada Dana Murah, BRI Perkuat Struktur Pembiayaan Jangka Panjang

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus menunjukkan komitmennya dalam menjaga keberlanjutan

bisnis dengan memperkuat struktur pendanaan jangka panjang. Dalam strategi terbarunya, BRI menekankan pentingnya

penghimpunan dana murah atau low-cost funding, sebagai fondasi utama untuk memastikan ketahanan likuiditas dan efisiensi pembiayaan.

Langkah ini tidak hanya relevan dalam menghadapi tantangan ekonomi global dan domestik, tetapi

juga mencerminkan transformasi menyeluruh sektor perbankan Indonesia yang kini menekankan pada keberlanjutan, efisiensi biaya, dan daya tahan jangka panjang.

Fokus pada Dana Murah, BRI Perkuat Struktur Pembiayaan Jangka Panjang
Fokus pada Dana Murah, BRI Perkuat Struktur Pembiayaan Jangka Panjang

Mengapa Dana Murah Menjadi Kunci?

Dalam industri perbankan, dana murah merujuk pada dana pihak ketiga (DPK) seperti tabungan dan giro yang memiliki biaya bunga rendah.

Dibandingkan deposito yang bunganya relatif tinggi, tabungan dan giro memberikan ruang efisiensi lebih besar dalam penyaluran kredit.

Bagi BRI, penghimpunan dana murah bukan hanya soal efisiensi margin, tetapi juga menjaga likuiditas bank tetap sehat di tengah dinamika suku bunga acuan yang fluktuatif.

Dengan menghimpun lebih banyak dana murah, BRI mampu menjaga net interest margin (NIM) tetap optimal.

Ini penting dalam menjaga profitabilitas perusahaan tanpa harus menaikkan bunga kredit kepada nasabah, terutama sektor UMKM yang menjadi fokus utama BRI.


Strategi BRI dalam Menghimpun Dana Murah

Beberapa langkah strategis telah ditempuh BRI dalam menghimpun dana murah:

  1. Digitalisasi Layanan Perbankan
    BRI terus mengembangkan layanan digital melalui aplikasi BRImo dan internet banking untuk mendorong inklusi keuangan. Semakin mudah nasabah mengakses layanan, semakin besar potensi tabungan yang masuk.

  2. Memperkuat Agen BRILink
    Sebagai perpanjangan tangan BRI di daerah terpencil, agen BRILink memegang peranan penting dalam menjangkau masyarakat unbanked dan underbanked. Dengan lebih dari 700.000 agen di seluruh Indonesia, potensi penghimpunan DPK melalui BRILink sangat besar.

  3. Produk Tabungan Kompetitif
    BRI menawarkan berbagai jenis produk tabungan dengan fitur menarik dan bebas biaya administrasi untuk menarik minat masyarakat menyimpan dana dalam jangka panjang.

  4. Peningkatan Layanan di Unit Kerja Mikro dan Retail
    BRI memperkuat peran kantor unit dan kantor cabang pembantu (KCP) dalam melakukan edukasi serta promosi produk simpanan kepada pelaku UMKM dan rumah tangga.


Menopang Kredit Jangka Panjang

Dengan struktur dana yang sehat dan biaya murah, BRI mampu menyalurkan pembiayaan jangka panjang secara berkelanjutan, terutama di sektor produktif seperti pertanian, perikanan, perdagangan, dan industri kecil. Hal ini sesuai dengan misi BRI sebagai bank yang fokus pada pemberdayaan sektor UMKM.

Struktur pendanaan jangka panjang yang kuat menjadi pondasi penting dalam ekspansi kredit berkualitas. BRI menjaga agar pertumbuhan kredit tidak hanya agresif, tetapi juga berbasis prinsip kehati-hatian dan efisiensi pendanaan.


Respons terhadap Ketidakpastian Ekonomi Global

Ketidakpastian global seperti fluktuasi suku bunga The Fed, konflik geopolitik, dan perlambatan ekonomi dunia menjadi tantangan tersendiri bagi industri perbankan. BRI menyikapi hal ini dengan membangun struktur pendanaan yang solid sejak dini.

Dengan porsi dana murah yang terus ditingkatkan, BRI dapat meredam tekanan biaya dana akibat naiknya suku bunga acuan. Selain itu, struktur pendanaan jangka panjang yang stabil memungkinkan bank mempertahankan kualitas aset kredit, khususnya di tengah naik turunnya permintaan pembiayaan dari sektor riil.


Peningkatan CASA Ratio sebagai Indikator Keberhasilan

Salah satu indikator penting dalam strategi ini adalah rasio CASA (Current Account Saving Account). Per akhir kuartal I 2025, BRI mencatatkan peningkatan CASA ratio yang signifikan, menunjukkan keberhasilan upaya penguatan dana murah.

CASA ratio yang tinggi menunjukkan bahwa mayoritas dana yang dihimpun berasal dari sumber berbiaya rendah. Hal ini sangat penting untuk menjaga struktur biaya bunga tetap efisien dalam jangka panjang.


Masa Depan Pembiayaan Berkelanjutan

Dalam jangka panjang, strategi BRI tidak hanya bertujuan memperkuat posisi keuangan, tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Dengan pendanaan murah, BRI bisa lebih agresif menyalurkan kredit ke sektor hijau, proyek infrastruktur, serta pengembangan UMKM yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional.

Langkah ini juga sejalan dengan arahan regulator untuk memperluas implementasi keuangan berkelanjutan (sustainable finance) dan pembiayaan inklusif yang berdampak langsung pada masyarakat.

Baca juga:Harga Beras di Jepang Melonjak, Pemerintah Turunkan Harga Jadi Rp 227.000 per 5 Kg


Kesimpulan

BRI menunjukkan bahwa penghimpunan dana murah bukan sekadar strategi efisiensi, melainkan fondasi penting dalam membangun struktur pembiayaan jangka panjang yang tangguh. Dengan kombinasi teknologi, edukasi, dan kepercayaan publik, BRI berhasil menjaga pertumbuhan secara berkelanjutan di tengah dinamika ekonomi yang terus berubah.

Pendekatan ini menjadi model yang relevan bagi industri perbankan nasional dalam menghadapi tantangan ke depan—membangun pondasi likuiditas yang kuat untuk pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *