AS dan China Pertimbangkan Penundaan Kesepakatan Tarif 90 Hari
Ekonomi AS dan China Pertimbangkan Penundaan Kesepakatan Tarif 90 HariAS dan China Pertimbangkan Penundaan Kesepakatan Tarif 90 Hari
Hubungan dagang antara Amerika Serikat dan China kembali memanas meski beberapa kali upaya perundingan telah dilakukan. Kedua negara, yang selama beberapa tahun terakhir terlibat dalam perang dagang, kini dikabarkan tengah mempertimbangkan opsi untuk menunda penerapan tarif baru selama 90 hari. Langkah ini disebut sebagai bagian dari strategi untuk membuka ruang negosiasi lanjutan dan menghindari eskalasi konflik yang bisa berdampak global.
AS dan China Pertimbangkan Penundaan Kesepakatan Tarif 90 Hari
Sejak 2018, perang dagang antara AS dan China telah menimbulkan guncangan besar di pasar global. Amerika Serikat, yang dipimpin oleh pemerintah sebelumnya, menerapkan berbagai tarif terhadap produk impor China senilai ratusan miliar dolar AS. Sebagai balasannya, China juga memberlakukan tarif terhadap produk asal AS. Ketegangan ini sempat mereda pada tahun 2020 saat kedua negara menandatangani “fase pertama” dari kesepakatan dagang, namun permasalahan struktural dan ketidakpercayaan antara kedua pihak belum terselesaikan.
Penundaan Tarif: Jalan Menuju Negosiasi Ulang?
Langkah penundaan tarif selama 90 hari dipandang sebagai upaya meredakan tensi. Beberapa analis menyebut, jeda waktu ini dapat dimanfaatkan kedua negara untuk mengkaji kembali posisi mereka dan mencari titik temu dalam isu-isu krusial seperti transfer teknologi, perlindungan kekayaan intelektual, dan akses pasar. Kebijakan ini belum resmi diumumkan, namun sejumlah sumber diplomatik dari kedua belah pihak membenarkan bahwa hal tersebut tengah dipertimbangkan secara serius.
Dampak Potensial Bagi Ekonomi Global
Keputusan menunda tarif selama 90 hari diyakini akan memberikan angin segar bagi pelaku pasar global. Saham-saham Asia dan Eropa menunjukkan tren positif setelah munculnya kabar ini. Investor menilai bahwa jeda tersebut akan menurunkan ketidakpastian yang selama ini mengganggu rantai pasok dan menekan pertumbuhan ekonomi di berbagai negara. Sektor teknologi, otomotif, dan pertanian disebut-sebut sebagai pihak yang paling merasakan dampaknya secara langsung.
Reaksi Dunia Internasional
Negara-negara mitra dagang lainnya, seperti Uni Eropa dan Jepang, menyambut baik kemungkinan penundaan tarif ini. Mereka berharap bahwa kedua raksasa ekonomi dunia ini dapat kembali ke meja perundingan dengan sikap yang lebih konstruktif. Sebab, perselisihan dagang antara AS dan China tidak hanya berdampak pada dua negara saja, namun juga pada stabilitas ekonomi global secara keseluruhan.
Tantangan Menuju Kesepakatan yang Berkelanjutan
Meski penundaan tarif dipandang sebagai langkah positif, banyak pihak yang skeptis mengenai keberlanjutan kesepakatan tersebut. AS dan China memiliki pandangan yang sangat berbeda dalam hal perdagangan, investasi asing, dan kebijakan industri. Tanpa adanya komitmen jangka panjang dan kesepakatan yang mengikat, perang dagang dapat kembali berkobar kapan saja.
Harapan pada Diplomasi Ekonomi
Para pengamat internasional berharap bahwa kedua negara dapat memanfaatkan 90 hari ini untuk menyusun kembali peta jalan yang adil dan saling menguntungkan. Pendekatan diplomatik yang mengedepankan transparansi, komunikasi terbuka, dan saling pengertian dinilai sebagai kunci utama dalam mencapai solusi damai atas konflik dagang ini. Dunia kini menunggu langkah konkret berikutnya dari Washington dan Beijing.
Kesimpulan
Penundaan kesepakatan tarif selama 90 hari oleh Amerika Serikat dan China merupakan sinyal positif bagi stabilitas ekonomi global. Meskipun belum menjamin berakhirnya perang dagang, langkah ini membuka peluang dialog yang lebih produktif. Keberhasilan inisiatif ini sangat bergantung pada kesediaan kedua negara untuk berkompromi dan menciptakan solusi jangka panjang yang saling menguntungkan.
Baca juga: Ekowisata Kalitalang di Klaten Tutup Sementara 29 Juli 2025