Lima Korban Jiwa Pemda Yogyakarta Imbau Waspada Leptospirosis yang Tewaskan 5 dari 18 Kasus
Kesehatan Lima Korban Jiwa Pemda Yogyakarta Imbau Waspada Leptospirosis yang Tewaskan 5 dari 18 KasusLima Korban Jiwa Pemda Yogyakarta Imbau Waspada Leptospirosis yang Tewaskan 5 dari 18 Kasus
Pemerintah Daerah (Pemda) Istimewa Yogyakarta mengeluarkan imbauan kewaspadaan kepada masyarakat terkait penyebaran penyakit leptospirosis
setelah mencatat 18 kasus dengan 5 korban meninggal dunia sepanjang periode Januari hingga Juni 2025.
Data ini menunjukkan tingkat kematian atau case fatality rate yang tergolong tinggi, yakni mencapai sekitar 27 persen, sehingga menimbulkan kekhawatiran di kalangan otoritas kesehatan.
Kepala Dinas Kesehatan DIY, drg. Pembajun Setyaningastutie, menyatakan bahwa kondisi ini harus segera disikapi secara serius oleh seluruh lapisan masyarakat
mengingat penyakit ini dapat menyebar dengan cepat terutama pada musim hujan dan di wilayah dengan sanitasi lingkungan yang buruk.
Lima Korban Jiwa Pemda Yogyakarta Imbau Waspada Leptospirosis yang Tewaskan 5 dari 18 Kasus
Leptospirosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Leptospira, yang biasanya ditularkan melalui
air atau tanah yang telah terkontaminasi urine hewan yang terinfeksi, terutama tikus.
Manusia bisa terinfeksi ketika kulit yang terluka atau mukosa bersentuhan dengan air atau lumpur yang tercemar.
Di Yogyakarta, penyakit ini sering mewabah saat dan pasca musim hujan, terutama di daerah dengan genangan air
sistem drainase buruk, atau aktivitas pertanian yang tinggi. Selain tikus, hewan ternak seperti sapi dan kambing juga dapat menjadi reservoir penyakit ini.
Gejala dan Bahaya Leptospirosis
Gejala awal meliputi demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, mual, muntah, dan mata merah.
Dalam kasus yang parah, pasien dapat mengalami komplikasi seperti kerusakan ginjal, gagal hati, dan meningitis, yang berujung pada kematian jika tidak segera ditangani secara medis.
Menurut Dinas Kesehatan DIY, kelima korban meninggal dunia tercatat terlambat mendapatkan penanganan karena kurangnya kesadaran terhadap gejala awal.
Sebagian dari mereka mengira hanya menderita flu atau infeksi ringan.
Wilayah Tertinggi dan Langkah Antisipasi
Dari 18 kasus yang tercatat, mayoritas berasal dari wilayah Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul
yang memiliki kombinasi antara lingkungan padat, aktivitas pertanian, dan genangan air pasca hujan.
Pemda telah menugaskan puskesmas dan kader kesehatan untuk melakukan penyuluhan, pendataan lingkungan berisiko, dan promosi gaya hidup bersih dan sehat.
Beberapa langkah antisipasi yang ditekankan oleh Pemda antara lain:
-
Menghindari kontak langsung dengan air banjir atau lumpur tanpa pelindung.
-
Membersihkan lingkungan dari genangan air dan tempat yang memungkinkan tikus berkembang biak.
-
Menggunakan sarung tangan dan sepatu bot saat bekerja di sawah, saluran air, atau lokasi berisiko tinggi.
-
Segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala yang mencurigakan.
Upaya Pemerintah Daerah dan Stakeholder
Pemda DIY bersama Dinas Kesehatan, BPBD, serta perangkat desa telah mengaktifkan sistem pemantauan dini dan memperkuat koordinasi lintas sektor.
Selain itu, edukasi kepada masyarakat dilakukan secara masif melalui media sosial, siaran radio lokal, serta penyebaran leaflet di pasar dan sekolah.
Kepala Dinas Kesehatan juga mengingatkan bahwa leptospirosis bukan penyakit musiman yang bisa diabaikan
melainkan penyakit menular yang dapat dicegah dengan pola hidup bersih dan pemeliharaan lingkungan secara rutin.
Sebagai upaya pengendalian, program pengendalian populasi tikus di permukiman padat dan area pertanian juga mulai digencarkan.
Pemerintah bekerja sama dengan organisasi masyarakat dan kelompok relawan untuk melakukan gerakan gotong royong membersihkan saluran air dan tempat sampah terbuka.
Penutup: Kewaspadaan Kolektif Kunci Pencegahan
Peningkatan kasus leptospirosis di Yogyakarta, dengan lima korban jiwa dari total 18 kasus, menjadi peringatan serius bagi semua pihak.
Pencegahan penyakit ini tidak hanya bergantung pada peran pemerintah, tetapi juga pada kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Pemda mengimbau agar warga tetap waspada, tidak mengabaikan gejala awal penyakit, serta segera mengakses layanan kesehatan jika mengalami keluhan yang mencurigakan.
Dengan kerja sama lintas sektor dan disiplin warga, diharapkan angka kejadian leptospirosis di Yogyakarta dapat ditekan secara signifikan.
Baca juga:Dilarang Warga dan Turis Kini Bisa Berenang di Sungai Seine Paris