Mencegah Tawuran Oleh Remaja Dengan Perbanyak Ruang Dialog
Pengembangan Diri Mencegah Tawuran, Oleh Remaja, Perubahan PerilakuMencegah Tawuran Oleh Remaja Dengan Perbanyak Ruang Dialog sekaligus dosen Universitas Gadjah Mada, Novi Poespita Chandra, menekankan pentingnya membangun dialog dan merangkul para remaja guna mencegah terjadinya tawuran di bulan Ramadan. Menurutnya, perubahan kesadaran kolektif dapat menjadi solusi efektif dalam mengarahkan anak muda ke aktivitas yang lebih positif.
“Kita perlu mencari strategi terbaik untuk merangkul anak-anak ini, mengalihkan mereka dari pola pikir destruktif menuju cara berpikir yang lebih bermanfaat. Upaya ini membutuhkan peran serta seluruh masyarakat,” ujar Novi dalam wawancara dengan allinallnews24.com, Selasa (11/3/2025).
Menurut Novi, otak manusia lebih efektif dalam belajar ketika berada dalam kelompok. Oleh karena itu, membangun interaksi dan dialog secara kolektif dengan anak muda akan lebih efektif dibandingkan sekadar memberikan nasihat atau sanksi individual.
Mencegah Tawuran Oleh Remaja Perubahan Perilaku
Dalam upaya mencegah perilaku tawuran, diperlukan konektivitas antara remaja satu dengan yang lain agar bersama-sama dapat mengubah pola pikirnya. Berbeda halnya jika hanya satu individu yang dinasihati atau diberi hukuman tanpa adanya pendekatan menyeluruh.
Salah satu bentuk dialog yang dapat dilakukan adalah meningkatkan komunikasi dalam lingkungan keluarga. Novi menekankan pentingnya interaksi tatap muka antara orang tua dan anak, khususnya di era digital saat ini di mana remaja lebih sering teralihkan perhatiannya oleh gadget.
“Banyak anak remaja yang kehilangan esensi ‘menjadi manusia’ karena terpapar distraksi digital secara berlebihan. Minimnya interaksi dengan keluarga membuat mereka kehilangan ruang untuk bertanya dan belajar dengan cara yang lebih baik,” jelas Novi.
Ia menambahkan bahwa jika seorang remaja hanya berinteraksi dengan teman sebaya tanpa bimbingan orang tua, ada risiko besar mereka akan terpengaruh oleh lingkungan yang kurang baik. Hal ini dapat menjadi faktor utama yang mendorong keterlibatan mereka dalam aksi tawuran.
Peran Orang Tua dalam Mencegah Tawuran
Orang tua memiliki peran sentral dalam membangun kesadaran anak agar tidak terjerumus dalam perilaku negatif seperti tawuran. Salah satu cara yang disarankan Novi adalah dengan memberikan hukuman yang edukatif jika anak terlibat dalam tindakan tersebut.
“Hukuman boleh diberikan, misalnya dengan menerapkan ‘time out’ atau larangan keluar rumah untuk sementara waktu. Namun, selama masa hukuman ini, orang tua harus menggunakan kesempatan tersebut untuk berdialog dan membangun kedekatan emosional dengan anak,” kata Novi.
Dengan membangun komunikasi yang baik, orang tua dapat menanyakan alasan di balik perilaku anak, apakah mereka merasa kurang diperhatikan atau memiliki permasalahan yang tidak terselesaikan. Jika diperlukan, orang tua juga disarankan untuk meminta maaf kepada anak jika selama ini kurang memberikan perhatian.
Menurut Novi, cara ini akan menciptakan ruang bagi anak untuk merasa lebih nyaman dalam berbagi perasaan serta menghindari mereka mencari pelarian dalam tindakan yang merugikan.
Peran Sekolah dalam Menciptakan Lingkungan Positif
Selain keluarga, sekolah juga berperan penting dalam mencegah tawuran remaja. Guru dan tenaga pendidik dapat menciptakan lingkungan yang mendorong dialog terbuka dengan siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan ruang bagi siswa untuk menyampaikan aspirasi serta membangun pemahaman mengenai konsekuensi dari perilaku destruktif.
“Sekolah sebaiknya tidak hanya fokus pada aspek akademik, tetapi juga menciptakan lingkungan yang mendorong siswa untuk berpikir kritis, memiliki empati, serta memahami dampak dari setiap tindakan yang mereka lakukan,” imbuh Novi.
Mekanisme bimbingan dan konseling juga harus dioptimalkan agar siswa memiliki tempat yang aman untuk berdiskusi dan mengungkapkan perasaan mereka. Dengan demikian, remaja yang memiliki potensi terlibat dalam tawuran dapat diberikan pendekatan yang lebih efektif sebelum perilaku mereka semakin berkembang ke arah yang lebih negatif.
Baca Juga : Memahami Manfaat Dalam Kehidupan Sehari Hari Harus Dipahami