Pendapatan Bunga Topang Kinerja Bank Central Asia (BCA) Per Mei 2025
{"aigc_info":{"aigc_label_type":0,"source_info":"dreamina"},"data":{"os":"web","product":"dreamina","exportType":"generation","pictureId":"0"},"trace_info":{"originItemId":"7516854005713145141"}}

Pendapatan Bunga Topang Kinerja Bank Central Asia (BCA) Per Mei 2025

Pendapatan Bunga Topang Kinerja Bank Central Asia (BCA) Per Mei 2025

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) kembali menunjukkan kinerja positif hingga Mei 2025, dengan pendapatan bunga sebagai penopang utama pertumbuhan laba.

Meskipun situasi ekonomi nasional dan global masih menghadapi tantangan akibat gejolak geopolitik serta ketidakpastian pasar, BCA berhasil menjaga performa operasional secara stabil.

Berdasarkan laporan keuangan internal yang dipublikasikan awal Juni 2025

BCA mencatat pertumbuhan pendapatan bunga bersih (Net Interest Income/NII) secara tahunan (year-on-year) yang cukup signifikan.

Hal ini berkontribusi besar terhadap total laba bersih perseroan.


Pendapatan Bunga Topang Kinerja Bank Central Asia (BCA) Per Mei 2025

Selama lima bulan pertama tahun 2025, BCA membukukan pendapatan bunga bersih mencapai Rp38,7 triliun, meningkat sekitar 11,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Peningkatan ini didorong oleh pertumbuhan volume kredit yang diberikan dan kenaikan Net Interest Margin (NIM) sebagai imbas dari strategi pricing dan efisiensi dana.

Di tengah naik-turunnya suku bunga acuan Bank Indonesia, BCA mampu menjaga struktur pendanaan yang efisien dengan

dominasi dana murah (CASA) yang tetap tinggi. CASA berkontribusi sekitar 75% dari total dana pihak ketiga, yang membuat biaya dana (cost of fund) tetap rendah.


Kredit Tumbuh, Fokus pada Segmen UMKM dan Konsumer

Dari sisi penyaluran kredit, BCA berhasil mencatat pertumbuhan yang stabil, mencapai 9,3% secara tahunan hingga Mei 2025.

Total kredit yang disalurkan menembus angka Rp786 triliun, dengan segmen konsumsi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menjadi motor utama pertumbuhan.

Kredit kepemilikan rumah (KPR), kredit kendaraan bermotor (KKB), serta pinjaman digital melalui platform aplikasi myBCA mengalami lonjakan permintaan seiring meningkatnya daya beli kelas menengah pasca-libur panjang Idul Fitri dan Idul Adha.

Selain itu, penyaluran kredit kepada pelaku UMKM juga meningkat berkat kerja sama BCA dengan berbagai e-commerce dan fintech dalam menyediakan fasilitas modal kerja cepat dan fleksibel.


Beban Operasional Terjaga, Efisiensi Jadi Kunci

Meskipun ada peningkatan biaya operasional akibat ekspansi layanan digital dan penambahan cabang pembantu, rasio efisiensi (BOPO)

BCA masih terjaga pada kisaran 39–40%, lebih baik dibandingkan rata-rata industri perbankan nasional.

Penerapan otomatisasi layanan, digitalisasi proses back-office, dan pengembangan infrastruktur teknologi informasi turut menekan beban

operasional secara keseluruhan. Hal ini memberi ruang lebih besar bagi perseroan untuk memaksimalkan margin keuntungan dari bisnis inti.


Digitalisasi dan Inovasi Jadi Strategi Jangka Panjang

Transformasi digital terus menjadi prioritas utama BCA. Platform layanan mobile banking, internet banking, dan ekosistem QRIS yang dimiliki

perseroan berhasil mencatatkan pertumbuhan transaksi yang luar biasa.

Volume transaksi melalui BCA mobile dan KlikBCA naik hingga 30% dibandingkan tahun sebelumnya. Pengguna aktif BCA mobile kini

telah melampaui 25 juta pengguna, menjadikannya salah satu layanan perbankan digital paling dominan di Indonesia.

Inovasi seperti peluncuran fitur investasi ritel, pinjaman instan digital, dan integrasi dengan layanan pembayaran berbasis

AI juga menjadi sumber pendapatan non-bunga (fee-based income) yang terus berkembang.


Prospek Positif hingga Akhir Tahun 2025

BCA optimistis bahwa prospek keuangan mereka hingga akhir tahun 2025 akan tetap positif, seiring dengan pemulihan ekonomi domestik, inflasi yang terkendali

dan iklim investasi yang membaik. Fokus mereka tetap pada penyaluran kredit produktif, peningkatan kualitas aset, serta pertumbuhan dana pihak ketiga.

Selain itu, upaya menjaga kualitas kredit (loan at risk dan NPL) juga menunjukkan hasil baik. Rasio kredit bermasalah BCA per Mei 2025

tercatat di angka 1,9%, lebih rendah dibandingkan rata-rata industri yang berada di kisaran 2,5–3%.

Dengan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) yang kuat, BCA berada dalam posisi aman untuk mengantisipasi potensi risiko di semester kedua 2025.


Komitmen Terhadap Nasabah dan Pertumbuhan Berkelanjutan

BCA menegaskan komitmennya untuk terus mendampingi nasabah dalam berbagai kondisi ekonomi melalui produk keuangan yang inklusif, transparan

dan berkelanjutan. Selain sektor komersial, BCA juga berinvestasi dalam pengembangan keuangan hijau dan pembiayaan berkelanjutan

(sustainable finance), termasuk mendukung pembiayaan proyek energi terbarukan dan UMKM berbasis lingkungan.

Program literasi digital dan keuangan juga terus diperluas untuk menjangkau masyarakat yang belum sepenuhnya terdigitalisasi

sebagai bagian dari misi inklusi keuangan nasional.

Baca juga:Inovasi Digital Dorong Pendidikan Dan Juga Pengembangan Diri


Kesimpulan: Pendapatan Bunga Jadi Pilar Kuat Laba BCA

Kinerja kuat Bank Central Asia hingga Mei 2025 tidak terlepas dari kontribusi signifikan pendapatan bunga, didukung oleh ekspansi kredit yang selektif

efisiensi operasional, serta percepatan transformasi digital. Dengan fondasi bisnis yang kokoh dan strategi yang adaptif, BCA

diprediksi akan terus menjaga momentum pertumbuhan hingga akhir tahun.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *