Pentingnya Merawat Kulit Bayi Dengan Pendekatan Microbiome
Pengembangan Diri Pentingnya Merawat Kulit BayiPentingnya Merawat Kulit Bayi Dengan Pendekatan Microbiome memerlukan perhatian dan pendekatan khusus Hal ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Anak, dr. Dicky Iskandar Nadeak, M.Ked (Ped), Sp.A, dalam acara peluncuran produk perawatan kulit bayi terbaru yang mengusung teknologi microbiome, Bebiotic, yang diselenggarakan di Jakarta pada Kamis (16/5/2025).
Dalam paparannya, dr. Dicky menjelaskan bahwa kulit bayi yang masih dalam masa perkembangan memiliki struktur yang jauh lebih tipis dibandingkan kulit orang dewasa. Selain itu, kelenjar sebaceous atau kelenjar minyak pada kulit bayi juga belum berkembang sempurna, sehingga daya tahan atau skin barrier-nya masih lemah. Hal ini menjadikan kulit bayi lebih rentan terhadap berbagai gangguan, termasuk ruam, iritasi, dan infeksi.
“Pada kulit bayi, fungsi pelindung alami atau skin barrier belum bekerja secara maksimal karena belum terbentuk sepenuhnya. Hal ini membuatnya lebih mudah terpapar risiko kerusakan akibat lingkungan, seperti panas dan kelembapan yang tinggi, yang umum terjadi di negara tropis,” ujar dr. Dicky.
Pentingnya Merawat Kulit Bayi Perawatan Kulit
Iklim tropis dengan karakteristik suhu tinggi dan kelembapan ekstrem memicu produksi keringat berlebih pada tubuh bayi. Kondisi ini sering kali menjadi pemicu utama terjadinya ruam, biang keringat, serta iritasi lain pada permukaan kulit. Oleh karena itu, menurut dr. Dicky, pendekatan konvensional seperti hanya menjaga kelembapan tidak lagi cukup untuk merawat kulit bayi secara optimal.
“Perawatan kulit bayi, terutama di wilayah tropis, harus mencakup upaya menjaga keseimbangan mikroorganisme baik pada kulit. Inilah yang disebut pendekatan microbiome,” jelasnya.
Pendekatan microbiome merupakan konsep ilmiah yang berfokus pada menjaga dan memelihara komunitas mikroorganisme yang hidup secara alami pada permukaan kulit. Keberadaan mikroorganisme tersebut berperan penting dalam membentuk perlindungan alami terhadap berbagai gangguan kulit.
Turut hadir dalam acara tersebut, selebritas Jennifer Coppen berbagi pengalaman pribadinya dalam merawat kulit anaknya yang tergolong sangat sensitif. Aktris muda yang dikenal lewat perannya dalam film “Habibie & Ainun 3” ini mengungkapkan bahwa sejak kehamilan, ia sudah sangat selektif dalam memilih produk perawatan untuk dirinya dan calon bayinya.
“Kamari, anak saya, memiliki kulit yang sangat sensitif. Saya sudah mencoba berbagai jenis produk, bahkan yang diklaim menggunakan bahan alami dan hypoallergenic, tapi tetap saja muncul ruam dan bercak merah,” ungkap Jennifer.
Ia juga menambahkan bahwa meskipun sudah berhati-hati menjaga pola makan dan kebersihan selama masa kehamilan, tantangan dalam merawat kulit bayinya tetap muncul. Ia pun merasa terbantu dengan hadirnya produk-produk lokal yang kini mulai mengadopsi teknologi perawatan kulit berbasis microbiome, yang terbukti lebih cocok untuk kondisi iklim dan kulit bayi di Indonesia.
Penjelasan Ilmiah Tentang Teknologi Microbiome
Dalam kesempatan yang sama, dr. Dicky menjelaskan secara lebih mendalam tentang konsep microbiome. Ia memaparkan bahwa microbiome terdiri dari berbagai jenis mikroorganisme, termasuk bakteri baik, yang secara alami hidup pada permukaan kulit dan membantu menjaga keseimbangan serta integritas lapisan pelindung kulit.
Pendekatan microbiome dalam dunia dermatologi tidak hanya mencakup pemakaian mikroba baik (probiotik), tetapi juga mencakup prebiotik sebagai nutrisi bagi mikroorganisme tersebut, serta postbiotik sebagai hasil metabolisme yang dapat memberikan manfaat tambahan bagi kulit.
“Prebiotik merupakan senyawa yang menjadi sumber makanan bagi mikroba baik, sedangkan probiotik adalah mikroba itu sendiri. Adapun postbiotik adalah senyawa aktif yang dihasilkan oleh mikroba tersebut dan membantu menenangkan kulit serta mempercepat pemulihan dari iritasi,” papar dr. Dicky.
Ia menambahkan bahwa sinergi dari ketiga komponen tersebut mampu memperkuat fungsi pelindung kulit, memperbaiki lapisan epidermis, dan meningkatkan daya tahan alami terhadap faktor lingkungan.
Inovasi Lokal Menjawab Kebutuhan Ibu Indonesia
Shandy Purnamasari, selaku pendiri produk perawatan kulit bayi Bebiotic, menyampaikan bahwa kehadiran produk ini dilatarbelakangi oleh keresahan para ibu yang kesulitan menemukan produk perawatan kulit bayi yang benar-benar aman dan sesuai dengan karakteristik iklim tropis Indonesia.
“Bebiotic kami kembangkan sebagai jawaban dari keluhan banyak orang tua, khususnya ibu, yang menginginkan produk perawatan kulit bayi yang tidak hanya aman, tetapi juga dirancang secara khusus untuk menghadapi tantangan iklim di negara kita,” ujar Shandy.
Ia juga menekankan bahwa teknologi microbiome yang digunakan dalam formulasi produk Bebiotic adalah hasil kolaborasi dengan pakar dermatologi anak dan telah melalui serangkaian uji keamanan serta efektivitas.
“Produk ini tidak hanya berfokus pada kelembapan, tetapi juga berupaya menjaga keseimbangan alami kulit dengan pendekatan sains modern,” tambahnya.
Penutup
Perawatan kulit bayi tidak bisa disamaratakan, terutama di wilayah tropis yang memiliki tingkat kelembapan dan suhu tinggi. Pendekatan berbasis microbiome kini menjadi solusi inovatif yang terbukti lebih relevan dan efektif untuk menjaga kesehatan kulit bayi, mengingat pentingnya menjaga keseimbangan mikroba baik yang hidup secara alami pada kulit.
Melalui kolaborasi antara dokter anak, selebritas yang berbagi pengalaman nyata, dan produsen lokal seperti Bebiotic, pendekatan baru dalam merawat kulit bayi ini diharapkan dapat menjadi pilihan utama bagi para orang tua di Indonesia. Dengan pendekatan ilmiah yang tepat dan formulasi produk yang sesuai, permasalahan kulit sensitif pada bayi dapat diminimalkan, sekaligus memberikan rasa tenang bagi para orang tua dalam menjaga kesehatan buah hati mereka sejak dini.
Baca Juga : Busana Pernikahan Luna Maya Dan Maxime Bouttier Klasik Elegan